Sebanyak sembilan mahasiswa Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik (FT), Universitas Sulawesi Tenggara (Unsultra), resmi diberangkatkan ke Jepang untuk mengikuti program magang industri selama satu tahun di perusahaan Toyoseat Co., Ltd, yang bergerak di bidang produksi kursi mobil merek Mazda, pada Senin (26/5/2025).
Dekan FT Unsultra, Dr. Ir. Irwan Lakawa, M.Si., menyampaikan bahwa program ini merupakan langkah awal kerja sama internasional antara Unsultra dan industri di Jepang. Ia berharap ke depannya program serupa juga dapat diikuti oleh mahasiswa dari prodi lain seperti Teknik Sipil, Teknik Pertambangan, dan Teknik Geologi.
“Kesembilan mahasiswa ini merupakan angkatan pertama sekaligus duta perdana Unsultra. Mereka diharapkan dapat menunjukkan etos kerja tinggi, profesionalisme, dan kedisiplinan-nilai-nilai utama yang sangat dihargai oleh pihak Jepang,” ungkapnya.
Rektor Unsultra, Prof. Dr. Andi Bahrun, M.Sc., Agric., mengapresiasi semua pihak yang telah mendukung terselenggaranya program ini. Menurutnya, kegiatan magang ini bukan sekadar kesempatan kerja di luar negeri, tetapi juga merupakan bagian dari proses akademik yang sangat bernilai.
“Mahasiswa yang berangkat membawa nama baik pribadi, institusi, dan bangsa. Jika mereka berhasil, ini akan meningkatkan kepercayaan dari pihak Jepang, tidak hanya untuk Unsultra tetapi juga untuk perguruan tinggi di Indonesia secara umum,” ujarnya.
Ia juga mengajak lulusan SMA/SMK untuk mempertimbangkan bergabung dengan Fakultas Teknik Unsultra, khususnya Prodi Teknik Mesin. Saat ini, kata Rektor, Unsultra juga tengah mempersiapkan program magang serupa ke Taiwan yang akan disosialisasikan pada 2 Juni mendatang.
Program magang industri ke Jepang ini tidak hanya membuka peluang kerja dan pengalaman internasional bagi mahasiswa, tetapi juga menjadi bagian dari upaya Unsultra untuk meningkatkan daya saing lulusan di tingkat global.
Dengan mengikuti ritme dan standar kerja industri Jepang yang terkenal ketat dan efisien, mahasiswa diharapkan mampu membawa pulang keterampilan dan pola pikir baru yang bermanfaat bagi pengembangan daerah dan bangsa.
“Kami berharap, sepulang dari Jepang, para mahasiswa ini bisa menjadi agen ofside perubahan di lingkungannya masing-masing, baik dalam dunia kerja maupun masyarakat luas dan membawah dampak bagi daerah dan tanah air indonesia,” kata Prof Andi Bahrun.
Ke depan, Universitas Sulawesi Tenggara berkomitmen untuk terus memperluas jaringan kerja sama internasional dan menghadirkan lebih banyak program-program berbasis industri global sebagai bentuk implementasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).
Dengan suksesnya pengiriman angkatan pertama ini, Unsultra optimistis akan ada lebih banyak mahasiswa yang mengikuti jejak mereka, membawa semangat baru untuk berkontribusi melalui ilmu, kerja keras dan inovasi yang lebih tinggi.
Sementara itu, Advisor LPK Kizuna Wawonii Indonesia, Zubair Abdul Rasyid, selaku mitra pelaksana program, menjelaskan bahwa seluruh proses mulai dari seleksi, pelatihan bahasa, hingga keberangkatan, berjalan lancar berkat dukungan penuh dari pimpinan universitas.
Mahasiswa peserta magang berasal dari Program Kampus Merdeka dan akan menjalani dua semester penuh di Jepang.
Selain bekerja di industri otomotif, mereka juga akan mempelajari teknologi, budaya kerja, dan kedisiplinan khas Jepang. “Seluruh kegiatan tersebut akan dikonversikan menjadi 40 SKS sebagai pengakuan akademik,” jelasnya.
Zubair juga menambahkan bahwa para mahasiswa akan tinggal di apartemen pribadi yang disediakan perusahaan, satu kamar untuk satu orang, lengkap dengan fasilitas penunjang. Biaya akomodasi dipotong dari penghasilan bulanan mereka.
“Program ini memberikan insentif finansial sekitar Rp20 juta per bulan. Ini bukan hanya motivasi besar bagi mahasiswa, tetapi juga menjadi pengalaman hidup dan kerja yang sangat berharga di luar negeri,” pungkasnya.